Kamis, 26 Februari 2009

Gambaran Wanita dalam hadis Isra’ dan Mi’raj

Imam Ali as berkata:
Saya dan Fathimah menghadap Rasulullah saw dan kami melihat beliau dalam keadaan menangis tersedu-sedu dan kami berkata kepada beliau: Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu, apa yang membuat anda menangis tersedu-sedu? Rasulullah bersabda:
Wahai Ali pada malam mi'raj ketika aku pergi ke langit, aku melihat wanita wanita umatku dalam azab dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena itu, sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku menangis.
Kemudian beliau bersabda:
1. Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.
2. Aku melihat wanita yang digantung dengan lidahnya dan air panas disiramkan ke dalam tenggorokannya.
3. Aku melihat wanita yang memakan daging badannya sendiri dan api menyala-nyala dari bawahnya.
4. Aku melihat wanita yang kedua kakinya diikat pada kedua tangannya dan dia dikerubuti oleh ular-ular dan kalajengking.
5. Aku melihat wanita yang digantung dengan kedua payudaranya.
6. Aku melihat wanita tuli, buta dan bisu, dan dia berada dalam keranda api, otak kepalanya keluar melalui hidungnya dan badannya terkena lepra dan belang-belang.
7. Aku melihat wanita yang digantung dengan kedua kakinya dan dia berada dalam pembakaran api.
8. Aku melihat wanita yang di gunting-gunting daging badannya, dengan gunting api dari depan ke belakang.
9. Aku melihat wanita yang wajah dan tangannya terbakar api dan dia dalam keadaan memakan usus-ususnya sendiri.
10. Aku melihat wanita yang berkepala babi dan berbadan keledai dan dia di siksa dengan ribuan azab dan siksa.
11. Aku melihat wanita yang berbentuk anjing dan api keluar dari bagian belakang badannya dan malaikat memukulinya dengan pukulan besi.
Kemudian Sayyidah Fathimah bertanya kepada ayahnya (Rasul saw):
Katakan kepada kami apa amal perbuatan wanita-wanita ini sehingga Allah swt menyiksanya dengan azab yang demikian?
Rasulullah saw bersabda:
Wanita yang digantung dengan rambutnya adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.
Wanita yang di gantung dengan lidahnya adalah wanita yang selalu menyakiti suaminya dengan mulutnya.
Adapun wanita yang memakan daging badannya sendiri adalah wanita yang mempercantik badannya untuk orang lain.
Sedangkan wanita yang digantung dengan kedua kakinya adalah wanita yang keluar rumah tanpa izin suaminya.
Adapun wanita yang digantung dengan kedua payudaranya adalah wanita yang menolak ajakan suaminya untuk berhubungan seks.
Wanita yang kedua kakinya di ikat pada kedua tangannya adalah wanita yang menggunakan air najis dan kotor untuk mencuci dan wudu dan wanita yang tidak menjaga kesucian dan najis, dan wanita yang memakai pakaian najis dan kotor serta wanita yang tidak mandi setelah selesai haid (menstruasi) dan junub dan wanita yang malas dalam melaksanakan salat.
Adapun wanita yang tuli, buta dan bisu adalah wanita yang melahirkan anak dari hasil zina dan menasabkan anaknya kepada suaminya.
Wanita yang di gunting-gunting muka dan badannya adalah wanita yang menjual dirinya kepada laki-laki.
Sedangkan wanita yang muka dan badannya dibakar dan memakan usus-ususnya sendiri adalah wanita perantara perbuatan yang menyalahi kehormatan dengan kata lain (germo) dan perantara zina dan yang semacamnya.
Wanita yang berwajah babi dan berbadan keledai adalah wanita pengadu domba dan pembohong.
Wanita yang berwajah anjing adalah wanita penyanyi dan hasut (dengki dan iri hati).
Saat itu Rasulullah saw bersabda:
Celakalah wanita yang menyakiti suaminya dan bahagialah wanita yang menyenangkan suaminya (suaminya rela dengannya)
by: infosyiah

50 Soal Kepada Imam Ali as

1- Bilangan berapakah yang dapat dibagi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9?

Imam Ali dalam keadaan menunggang kuda segera menjawab: “Kalikanlah hari-hari tahun dengan hari-hari minggu” ketika itu beliau as mengendalikan kudanya dan pergi.

Penjelasan ucapan Imam Ali as: Jika 360 (yang pada waktu itu masyhurnya adalah hari-hari tahun berjumlah 360) kita kalikan 7 (hari-hari minggu), maka hasil pengaliannya akan berjumlah 2520, yakni:

360 x 7 = 2520

Bilangan tersebut dapat dibagi 2 karena bilangan genap. Dapat dibagi 3 karena jumlah angka-angkanya akan berlipat 9 sementara bilangan 9 dapat dibagi 3, maka 2520 juga dapat dibagi 4 karena 20 yang adalah dua angka sebelah kanan bilangan dapat dibagi 4. Maka bilangan ini dapat dibagi 4 dan oleh karena bilangan ini diakhiri dengan 0 maka dapat juga dibagi 5 dan karena dapat dibagi 2 dan 3, maka dapt juga dibagi 6 dan karena bilangan tersebut adalah hasil pengkalian 360 x 7 maka dapat dibagi 7 dan karena tiga angka sebelah kanannya dapat dibagi 8, maka bilangan ini menerima pembagian angka 8 dan karena jumlah angka-angka ini adalah bilangan 9 maka dapat juga dibagi 9 dan karena diakhiri dengan 0 maka dapat dibagi 10.

[Rah-e Takamul (Jalan Kesempurnaan), jilid 2, hal 220, Ustad Ahmad Amin seorang ahli matematika terkenal di Iraq]

2- Siapakah orang yang melihat pada malam dan siang hari?

Amirul Mukminin Ali as dalam menjawab pertanyaan “Ibnu Kawwa’” berkata: Bertanyalah tentang hal yang bermanfaat bagimu dan janganlah engkau tanyakan pertanyaan-pertanyaan semacam ini yang tidak banyak berfaedah. [Dari sebagian pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada Imam Ali as ini juga menunjukkan kemazluman ilmiah dan kultural beliau as, bagaimana lautan ilmu tersebut tertimpa musibah orang-orang seperti ini yang tidak menanyakan hal-hal bersifat ilmiah, permasalahan-permasalahan serius dan menyelesaikan problema selain teka-teki dan soal-soal yang ketinggalan zaman]

Imam Ali dengan terpaksa [mungkin dengan maksud seperti ini bahwa agar mereka tidak mengatakan beliau as tidak mampu menjawab soal tersebut] berkata: Yang melihat pada malam dan siang hari adalah seorang yang beriman kepada para nabi-nabi terdahulu dan semasa dengan Nabi Islam saw serta menerima agama beliau saw [wujud nyata ucapan beliau as adalah “Sharamah bin Abi Anas”] dan yang melihat pada siang hari adalah seorang yang tidak beriman kepada para nabi terdahulu, semasa dengan Nabi Islam saw dan beriman kepada beliau saw [yang mayoritas sahabat dan kaum Muslimin permulaan Islam adalah wujud nyatanya] dan yang melihat pada malam hari dan buta pada siang hari adalah seorang beriman kepada para nabi sebelumnya akan tetapi tidak menerima agama Islam [yang di antara wujud nyatanya adalah Umayyah bin Shalt].

[Qadha’ Amiril Mukminin as, Allamah Syusytar, hal 101 dan 102]

3- Putera manakah yang lebih besar dari ayahnya?

Beliau as menjawab: Ia adalah Uzair yang dihidupkan oleh Allah swt dan ia berusia 40 tahun sementara puteranya 110 tahun.

Keterangan: Ketika Uzair dengan kehendak Allah swt memejamkan mata untuk selamanya, ia berusia 40 tahun sementara puteranya ketika itu berusia 10 tahun dan setelah 100 tahun, Allah swt menghidupkannya kembali yang mana Uzair ketika itu sedikitpun tidak berbeda dari sisi jasmani dan raut muka dan berlalunya waktu tidak mempengaruhi badannya; oleh karena itu dari sisi dhahir puteranya lebih tua dan berusia 110 tahun akan tetapi sang ayahmenampakkan usia 40 tahun.

4- Berapakah ukuran diameter matahari?

Imam Ali as berkata: 900 mil dalam 900 mil.

Keterangan ucapan Imam Ali as: Jelas bahwa mil dalam Islam adalah 4000 dhira’[1] (kubik). Jika ukuran dhira’ tangan normal kita bandingkan dengan inci dan kita ganti 4000 dhira’ dengan inci dan setelah itu kita rubah dengan yard dan mil (dengan istilah Eropa) maka kita akan lihat 810.000 mil Islam sama dengan ukuran yang dikatakan oleh para ahli dalam bidang orbit yaitu diameter matahari sama dengan 865.380 mil ukuran Eropa dan 1760 yard.

[Rah-e Takamul, Ustad Amin, jilid 2, hal 235]

5- Dua bersaudara manakah yang terlahir dalam satu hari dan meninggal dunia pada hari yang sama akan tetapi usia salah satunya 50 tahun dan yang lain 150 tahun?!

Dalam menjawab pertanyaan ini Imam Ali as berkata: “Uzair dan saudaranya, Azrah” atau Aziz yang lahir pada hari yang sama dan Uzair meninggal dunia pada usia 100 sementara ketika ia kembali dihidupkan saudaranya sangat tua renta, namun ia masih berusia 50 tahun.

Catatan: Di dalam beberapa riwayat terjadi perbedaan pendapat apakah Uzair mengalami hal yang sangat menakjubkan ini pada usia 40 tahun atau pada 50 tahun? Yang tentu saja mana yang benar tidaklah penting dan yang menjadi kesepakatan umum dan ditegaskan oleh al-Quran adalah ia meninggal selama 100 tahun dan setelah itu dihidupkan kembali.

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) Telah roboh menutupi atapnya. dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri Ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, Kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu Telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan Lihatlah kepada keledai kamu (yang Telah menjadi tulang belulang); kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan kami bagi manusia; dan Lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, Kemudian kami menyusunnya kembali, Kemudian kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala Telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang Telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."[2]

6- Keadilan lebih baik atau kedermawanan?

Imam Ali as dalam menjawab pertanyaan ini berkata: “Keadilan” menempatkan hal-hal pada tempatnya, sementara kedermawanan mengambilnya keluar dari arah-arahnya; keadilan adalah pengurus umum sedang kedermawanan adalah manfaat khusus., maka keadilan lebih utama di antara keduanya.

[Nahjul Balaghah, hikmah 437]

7- Berapa tahunkah Ashabul Kahfi terlelap di gua?

Imam Ali as dalam menjawab pertanyaan seorang Yahudi berkata: 309 tahun (berdasarkan al-Quran). Orang Yahudi berkata: Kita mendapatkan dalam kitab kita 300 tahun. Imam Ali as berkata: Apa yang aku katakan adalah tahun Qamari (perhitungan perputaran bulan) dan apa yang engkau katakan adalah tahun Syamsi (perhitungan perputaran matahari).

Allamah Hasan Zadeh Amuli berkata: “Perbedaan tahun Syamsi dan Qamari dalam 300 tahun adalah 9 tahun dua bulan dan beberapa hari yang biasanya jika penyebutan pecahan tidak berarti maka akan dijatuhkan. Dan perhitungan seperti ini adalah benar dalam ukuran perbedaan tahun Syamsi dan Qamari dalam 300 tahun…”

[Hezar Va Yek Nukteh (Seribu Satu Poin), hal 363]

8- Manakah tempat yang tidak memiliki kiblat?

Di dalam Ka’bah.

9- Manakah tempat terbaik dan paling suci yang shalat di atas atapnya tidak dianjurkan?

Ka’bah.
Keterangan: Imam Khumeini ra dalam hal ini berfatwa: “Makruh shalat wajib di dalam rumah Ka’bah dan di atas atapnya akan tetapi dalam kondisi terpaksa tidak ada halangan.” [Masalah 891]

Ayatullah Araki, Ayatullah Gulbaigani dan Ayatullah Fadhil Lankarani berkata: “Ihtiyath wajib adalah tidak mendirikan shalat wajib di dalam rumah Ka’bah dan di atas atapnya akan tetapi dalam kondisi terpaksa tidak ada isykal (tidak apa-apa).”

Ayatullah Khu’i dan Ayatullah Mirza Jawad Tabrizi berfatwa: “Ihtiyath wajib adalah tidak mendirikan shalat wajib di atas atap rumah Ka’bah dalam kondisi ikhtiar (tidak terpaksa) akan tetapi shalat sunnah tidak apa-apa bahkan disunnahkan mendirikan shalat dua rakaat di dalam rumah Ka’bah di hadapan setiap sudutnya akan tetapi shalat di atas atap Ka,bah –baik shalat wajib atau sunnah- terdapat isykal.”

[Silahkan merujuk: (Taudhihul Masail-e Maraji’)]

10- Apakah yang tidak diketahui oleh Allah swt?

Ucapan Yahudi yang mengatakan “Uzair putera Allah” dan Allah swt tidak memiliki putera dan ucapan ini tidak dibenarkan oleh Allah swt.

11- Apa yang tidak dimiliki oleh Allah swt?

Sekutu.

12- Apa yang tidak ada di sisi Allah swt?

Kezaliman terhadap hamba.

13- Apakah yang lebih besar dari langit?

Tuduhan terhadap orang yang tidak berdosa.

14- Apakah yang lebih luas dari bumi?

Kebenaran.

15- Apakah yang lebih dingin dari zamharir (dingin yang luar biasa)?

Kebutuhan seorang kepada orang yang bakhil.

16- Apakah yang lebih kaya dari laut?

Perut yang qana’ah (merasa cukup dengan hal yang sedikit).

17- Apakah yang lebih keras dari batu?

Hati orang kafir.

18- Apakah yang dimiliki oleh manusia akan tetapi tidak dimiliki oleh Allah swt?

Istri dan anak.

19- Apakah yang selalu berkurang akan tetapi tidak dapat bertambah?

Umur manusia.

20- Apakah yang selalu bertambah akan tetapi tidak berkurang?

Air laut.

21- Apakah yang selalu bertambah dan berkurang?

Bulatan dan cahaya bulan.

22- Apakah yang dari setiap penjurunya adalah mulut?

Api.

23- Apakah yang seluruhnya adalah “kaki”?

Air.

24- Apakah yang seluruhnya adalah “mata”?

Matahari.

25- Apakah yang sama dengan buah-buahan surga?

Al-Quran (karena setiap kali kita memanfaatkannya dan menggunakannya, ia tidak akan berkurang dan selalu memberikan kenikmatan kepada manusia dan senantiasa baru dan segar)

26- Siapakah orang yang tidak mengharapkan surga Allah swt?

Orang yang tergolong dari auliya’ (wali-wali) Allah swt yang beribadah kepada Allah swt tanpa mengharap surga dan takut neraka.

27- Apakah yang seluruhnya adalah “sayap”?

Angin.

28- Apakah yang tidak memiliki ruh akan tetapi menghembuskan nafas?

Subuh

Ëxö6Á9$#ur #sŒÎ) }§¤ÿuZs?

“Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing” [QS. At-Takwir (81): 18]

29- Siapakah yang di dalam shalatnya tidak rukuk dan sujud?

Seorang yang sedang mendirikan “shalat mayit”.

30- Siapakah yang mencintai “fitnah”?

Seorang yang mencintai harta benda dan anak-anaknya. (Sebagaimana diungkapkan dalam surat al-Anfal (8) ayat 28 mengenai mereka hal tersebut sebagai “fitnah atau ujian dan cobaan” dan bukan maksud artinya yang masyhur (kerusakan), dan Imam Ali as memperkenalkan orang tersebut dari kalangan wali-wali Allah swt.

[Manaqib Ibnu Syahr Asyub, jilid 2, hal 399, cetakan Doktor Yusuf Al-Baqa’i, Beirut]

31- Siapakah yang mendirikan shalat tanpa wudhu dan shalatnya sah?

Orang yang mendirikan shalat mayit.

32- Siapakah yang tidak berayah dan terlahir dengan mukjizat?

Nabi Isa as.

33- Siapakah orang yang tidak memiliki sanak keluarga sama sekali?

Nabi Adam as.

34- Pohon apakah yang pertama kali tumbuh di muka bumi?

Pohon kurma (Nabi Adam as membawa pohon kurma tersebut dari surga).

35- Apakah sumber air pertama bumi?

Sumber air kehidupan (Nabi Khidhir as meminum darinya dan memperoleh kehidupan kekal).

36- Apakah tiga hal yang tidak ada empatnya?

Talaq (karena dalam Islam seorang wanita tidak dapat ditalaq atau cerai lebih dari tiga kali secara beruntun dan setelah kali ketiga tidak dapat menikah dengan wanita tersebut kecuali wanita tersebut menikah dengan laki-laki lain dan ketika ditalaq maka wanita itu dapat menikah dengan suami sebelumnya).

37- Apakah yang pada masa hidupnya minum dan matinya makan?

Tongkat nabi Musa as (ketika masih berbentuk ranting di atas pohon minum atau menyerap air dan ketika menjadi tongkat nabi Musa as melahap atau makan ular-ular para tukang sihir istana Fir’aun).

38- Apakah perbedaan kebenaran dan kebatilan?

Empat jari (ditanyakan kepada Imam Ali as, apakah arti ucapan ini? Imam Ali as menyodorkan jari-jari dan mengangkatnya kemudian meletakkannya di antara telinga dan mata, kemudian berkata: Kebatilan adalah yang engkau katakan aku telah mendengar dan kebenaran adalah yang engkau katakan aku telah melihat).

[Nahjul Balaghah, khutbah 141]

39- Bagaimanakah rasa air?

Seperti rasa kehidupan.

[Manaqib Ibnu Syahr Asyub, jilid 2, hal 426]

40- Siapakah orang berakal?

Orang yang berakal adalah yang meletakkan segala sesuatu pada tempatya…

[Nahjul Balaghah, hikmah 235]

41- Kuburan manakah yang menggerakkan isinya (kuburan berjalan)?

Perut ikan yang memenjarakan dan menimpa nabi Yunus as.

42- Utusan dan rasul apakah yang tidak tergolong dari bangsa jin, manusia, malaikat dan setan?

Burung Hud-hud nabi Sulaiman as (yang diutus sebagai delegasi dan pembawa surat nabi Sulaiman ke arah Yaman).

43- Berapakah jarak antara masyriq (arah matahari terbit atau timur) dan maghrib (arah matahari tenggelam atau barat)?

Perjalanan sehari matahari. (Akhir-akhir ini telah terbukti bahwa matahari dengan tata suryanya bergerak ke arah bintang Vega dengan kecepatan 20 kilometer perdetik secara spiral).

[Rah-e Takamul, jilid 2, hal 234]

44- Bagaimana Allah swt akan menghakimi hamba-hamba-Nya yang banyak ini?

Sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada mereka semua.

45- Kapankah yang tidak termasuk siang dan malam hari?

Satu jam sebelum matahari terbit.

46- Apakah gembok dan kunci langit?

Gembok langit adalah menyekutukan Allah swt dan kuncinya adalah La Ilaha Illallah (Tiada tuhan selain Allah).

47- Daratan manakah yang disinari oleh matahari hanya sekejap?

Daratan yang muncul sekejap di sungai Nil (di Mesir) dan kaum nabi Musa as melaluinya.

[Manaqib Ibnu Syahr Asyub, jilid 2, hal 426]

48- Apakah yang memperingatkan pasukannya untuk mundur akan tetapi bukan bangsa manusia dan juga bukan jin?

Semut (ketika melihat pasukan nabi Sulaiman as datang, ia menginstruksikan supaya pasukannya mundur dari tempat yang akan dilalui oleh tentara nabi Sulaiman as).

49- Siapakah yang memakan bangkai?

Orang yang memakan ikan dan belalang.

50- Siapakah yang memakan darah (pemakan darah)?

Orang yang memakan hati.

Catatan: Pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang tidak disebutkan reverensinya berasal dari kitab yang sangat berharga Allamah Syusytari pengarang “Qamus Ar-Rijal” yang dicetak di percetakan Haidariyyah dengan judul “Qadha’ Amiril Mukminin as”. Dan demikian juga layak untuk disebutkan bahwa Imam Ali as memberikan jawaban soal-soal tersebut berdasarkan tingkatan pemikiran masyarakat yang jika seseorang ingin mentelaah pada sebagiannya dengan kejelian rasional, maka menimbulkan pertanyaan akan tetapi berdasarkan tingkatan umum maka hal tersebut harus diperhatikan.

Tawadu (Rendah Hati)

Tawadu adalah pangkal segala kemuliaan yang berharga dan derajat yang tinggi. Jika tawadu itu memiliki bahasa yang dapat dipahami makhluk, maka dia akan menjelaskan hakikat-hakikat dari hal-hal yang tersembunyi dari segala akibat suatu perkara. Tawadu itu sesuatu yang dilakukan karena ALLAH SWT dan di jalan ALLAH. Adapun selainnya berarti kesombongan.
Barangsiapa yang tawadu karena ALLAH, maka ALLAH akan memuliakannya di antara sebagian hamba-NYA. Salah seorang dari ulama ditanya tentang tawadu? Dia menjawab, " Tawadu itu tunduk dan patuh pada kebenaran, meskipun dia mendengarnya dari anak kecil.
Takabur dalam berbagai hal mencegah seseorang untuk mengambil manfaat dar ilmu, menerimanya dan mengikutinya. Ada beberapa ayat yang mencela orang-orang takabur. Ahli tawadu memeliki tanda-tanda khusus yang hanya dikenali oleh penghuni langit dari kalangan malaikat dan penghuni bumi seperti dari kalangan ahli makrifat.
Allah SWT berfirman, dan di atas A'raf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari tanda-tanda mereka (QS. Al A'raf: 46).
Tawadu adalah ladang kekhusyukan, ketundukan , rasa takut dan malu. Kesemuanya itu tidak akan tumbuh kecuali dari dan dalam tawadu. Kemuliaan dalam makna yang sempurna dan hakiki tidak akan diraih kecuali dengan tawadu di hadapan Dzat ALLAH SWT.

Rabu, 25 Februari 2009

Dengan Rahmat-MU Kaukuakkan Fajar Ketiadaan

Konon, bahkan belum ada ruang maupun waktu apa - pun. Zat - Nya sendiri. Ia - pun sedih karena kesendirian - Nya. Tapi karena Zat - Nya adalah Wujud Mutlak Tiada Berbatas. Benar- benar tak ada apa - pun selain Zat - Nya.

Pembatas dari Zat - Nya adalah ketiadaan mutlak. Dan sungguh ketiadaan mutlak benar - benar tak punya bahkan potensi apa-pun untuk membatasi dalam arti apa-pun.

Maka Ia menyaksikan ke-Esa-an Wujud - Nya dengan Wujud - Nya sendiri. Dan bukankah Ia disebut sebagai Yaa Munfarid.

Maka dengan Kelembutan - Nya, didengarlah potensi - potensi yang maha tersembunyi dalam palung - palung tergelap ketiadaan. Itulah doa-doa diam kita yang masih merintih - rintih dalam ketiadaan. Dalam kegelapan.

Siapakah yang merintih, siapakah yang berdoa, siapakah potensi - potensi itu? Tiada lain adalah Nama - Nama dari diri - Nya sendiri yang merintih kesakitan, kerna ingin dikenali. Sebagian orang menyebutnya sebagai a’yaanuts-tsaabit (bakat-bakat yang tetap). Sebagian orang menyebutnya sebagai Idea. Sebagian orang menyebutnya sebagai archetype.

Nama-Nama, a’yaanuts-tsaabit, idea, archetype, tidak mempunyai Wujud Mutlak. Maka, Ia dengan Wujud-Nya mengecup Nama-Nama - Nya sendiri, kun fayakun. Jadilah, maka jadilah ia.

Maka dikatakan dalam sebuah hadits qudsi, “Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi. Aku ingin dikenali. Karena itu Aku ciptakan makhluk-makhluk, agar aku dikenali di dalam makhluk-makhluk tersebut.”

Maha Suci Zat-Nya dari semua apa yang kita sifatkan! Makhluk - nya tidaklah ‘ada’ melainkan hanya bak bayangan fatamorgana. Makhluk - nya, - apakah ruang, waktu dan segala alam yang maujud-, hanyalah khayalan. Hanyalah Nama - Nama dari Zat yang Satu.

Wahai Yang Maha Sendiri dalam Ke-Tunggalan-Nya, telah kaudengarkan doa-doa diam kami dalam ketiadaan dan kausentuh kami dalam ketiadaan dengan Wujud - Mu Yang Maha Cantik. Maka, kini ke-Cantik-an dan ke-Indah-an Wujud - Mu mengalir, dan dadaku dipenuhi airmata darah kerinduan atas Wujud - Mu. Wahai Yang Maha Ada, kaucicipkan manisnya Wujud-Mu pada ‘bayangan ketiadaan’ ini, maka apatah setrilyun lidahku yang tertekuk mampu mengungkap manisnya Syukurku, sedangkan Engkau sendirilah Yaa Syakuur.

Maka ada - lah berjuta hikmah yang terlantunkan dari doa Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib (k.w.), Allohumma yaa man dala’a lisaanash-shobaahi bi nuthqi tabaljih. Wa saro’a qitho’al-lailil-muzhlimi bighoyaahibi talajlujih. Wa atqona sun’al falaqid dawwaari fiya maqoodiiri tabarrujih, wasya’sya’a dhiyaa`asy-syamsi binuuri ta`ajjujih. Yaa man dalla ‘ala dzaatihi bidzaatihi,..... (Doa Ash-Shobah). Diumpamakan dalam doa ini betapa Ia memotong-motong kegelapan malam (baca ; ketiadaan), dan menggantinya dengan terangnya matahari (baca; Cahaya Wujud-Nya), membuat segala yang ada Gemilang dalam Samudra Wujud-Nya, Samudra Ke-Tunggalan Zat-Nya.

Subhanallooh, Yaa Allah , dengan Rahmat - Mu telah kaukuakkan fajar ketiadaan ke dalam Kegemilangan Kesempurnaan Zat-Mu Yang Esa. Kasihanilah tetesan airmata hambamu, - bayangan ketiadaan yang telah kaukasihani ini-, dan rahmatilah ia menuju menatap Wajah - Mu Yang Esa.

Kasihanilah hambamu yang mahamiskin dan mahahina ini, - yang bahkan tak mempunyai wujudnya sendiri ini-, Duhai Pemilik Segenap Keindahan dan Kemuliaan. Dengan berkah Sholawat pada Muhammad dan keluarganya.

wallahu a’lam bish-showwab

Selasa, 24 Februari 2009

Fadhilah Menangis

Menangis dan meratap karena takut kepada ALLAH mengandung fadhilah yang besar. Seperti disebutkan dalam hadis di atas bahwa ALLAH akan membangun seribu gedung di surga untuk setiap tetesan air mata.
Syaikh ash-Shaduq ra meriwayatkan dengan sanadnya yang bersambung sampai ke Imam ash-Shadiq as dari para leluhurnya hingga Rosul Mulia saw. Dalam sebuah hadis beliau bersabda,
"Orang yang matanya menangis karena takut kepada Allah, dia akan dikarunia untuk setiap air matanya sebuah istana surga yang berhiaskan batu permata dan mutiara. Di dalamnya terdapat hal-hal yang belum pernah terlihat oleh mata, yang belum pernah terdengar oleh telinga, dan yang belum pernah terbayang oleh hati."
Rosulullah saw juga bersabda, " Segala sesuatu memiliki persamaannya kecuali (tiga hal): Allah Dzat tidak memiliki persamaan, (kalimat) "Tidak ada Tuhan kecuali Allah", dan tetesan air mata karena takut kepada Allah juga tidak memiliki tandingan, karena wajah yang dialiri air mata tidak akan pernah tertutup kehinaan.
Dalam 'Uyun al-akhbar diriwayatkan dari Hasan Ibn Ali al-'Askary yang mengambil dari para leluhurnya bahwa Imam Ja'far ash-Shadiq berkata,"Akibat berbagai dosa jarak antara seorang dan surga bisa lebih jauh dari jarak antara bumi dan 'Arsy, sampai ia menangis karena takut kepada ALLAH dan menyesali semua dosanya. Setelah itu, jadilah jarak antara dia dan surga lebih dekat dari jarak antara bulu mata dan mata.
Dalam al-Kafi diriwayatkan dari Imam Ash-Shadiq as bahwa, "Segala sesuatu memiliki bobot dan ukuran kecuali air mata, karena air mata cukup untuk memadamkan lautan api." Beliau bersabda," Jika ada satu umat yang menangis (karena takut kepada ALLAH), maka semua anggota umat itu akan menerima rahmat ALLAH." Banyak sekali hadis yang memuat tema seperti ini.

Mempersiapkan Diri untuk Akherat dan Mengikuti Perintah Allah

Hidup di dunia ini hanya dikatakan singgah sebentar atau peribahasa Jawa mengatakan "urip iku mung mampir ngombe". Maknanya hidup di dunia ini hanya sebentar. Saking sebentarnya diibaratkan seperti hanya mampir untuk minum saja. Sayang waktu yang sesaat itu tidak diisi dengan mengumpulkan bekal bagi perjalanan yang lebih panjang dan kekal di akherat nanti. Imam Ali bin Abi Thalib memberi nasehat pada kita tentang mempersiapkan diri untuk akherat seperti berikut:
Allah mengetahui hal-hal yang tersembunyi dan memahami perasaan-perasaan batin. la meliputi segala sesuatu. la menaklukkan segala sesuatu dan menguasai segala sesuatu. Hendaklah setiap orang di antara Anda sekalian mengerjakan apa yang harus dilakukannya selama hari-hari kehidupannya sebelum datangnya maut, selagi hari luangnya sebelum hari sibuk, selagi bernafas sebelum terburu oleh kelemasan, hendaklah ia menyediakan bagi dirinya dan untuk perjalanannya, dan mengumpul bekal dari tempat persinggahannya untuk tempat kediamannya. Maka ingatlah akan Allah, wahai manusia, tentang apa yang telah la minta kepada Anda dalam Kitab-Nya untuk diperhatikan, dan tentang hak-hak-Nya yang telah la amanatkan kepada Anda. Sesungguhnya Allah Yang Mahasuci tidak menciptakan Anda dengan sia-sia dan tidak meninggalkan Anda tanpa kendali, dan tidak pula membiarkan Anda dalam kejahilan dan kegelapan. la telah membataskan apa yang harus Anda tinggalkan, mengajarkan kepada Anda tentang amal perbuatan Anda, menetapkan ajal Anda, me-nurunkan kepada Anda Al-Qur'an yang menerangkan segala sesuatu, dan membuat Nabi-Nya hidup di kalangan Anda selama waktu panjang sampai la menyelesaikan baginya dan bagi Anda pesan yang dikirimkan melalui Al-Qur'an, yakni agama yang diridai-Nya, dan menjelaskan melalui beliau perbuatan baik dan perbuatan buruknya, larangan-larangan dan perintah-perintah-Nya.
la telah menyampaikan argumen-argumen dan alasan-alasannya pada Anda. la mengajukan kepada Anda janji-janji-Nya dan memperingatkan Anda akan hukuman yang keras. Karena itu maka Anda harus memperbaiki diri selama hari-hari sisa Anda dan berlaku sabarlah di hari-hari ini. Hari-hari ini lebih sedikit dibandingkan dengan banyak hari di mana Anda telah menunjukkan kelalaian dan ketidakpedulian terhadap peringatan. Jangan biarkan waktu menguasai diri Anda, karena ia akan menempatkan Anda di jalan orang-orang zalim dan janganlah (hidup) seenaknya karena ini akan mendorong Anda kepada dosa.
Wahai hamba Allah! Penasihat yang terbaik bagi dirinya sendiri ialah orang yang paling taat kepada Allah. Tertipulah orang yang menipu dirinya sendiri. Diirilah orang yang keimanannya selamat. Beruntunglah orang yang mengambil pelajaran dari orang lain, dan celakalah orang yang menjadi mangsa hawa nafsunya. Hendaklah Anda ketahui bahwa kemunafikan yang paling kecil pun adalah seperti syirik, dan berkawan dengan orang yang mengikuti hawa nafsunya adalah kunci kepada kelalaian agama, dan adalah tempat kedudukan iblis.
Berjaga-jagalah terhadap kepalsuan (dusta) karena kepalsuan bertentangan dengan keimanan. Orang yang jujur berada di ketinggian penyelamatan dan khormatan, sedang si pembohong berada di tepi kehinaan dan kenistaan. Janganlah menaruh iri hati, karena iri hati memakan iman sebagaimana api menelan kayu kering. Jangaplah mendengki, karena dengki adalah pengikis (kebajikan). Dan ketahuilah bahwa hawa nafsu melalaikan akal, mengubah ingatan menjadi lalai. Anda harus membatilkan hawa nafsu karena ia merupakan tipuan, dan orang yang dikuasai hawa nafsu berada dalam tipuan. •

Senin, 23 Februari 2009

Doa yang diijabah mengikuti harapan sejati

Nabi saw bersabda:

ادعوا الله وانتم موقنون بالاجابة
“Berdoalah kepada Allah, dan kalian meyakini ijabah-Nya.”(kitab ‘Uddatud da’i)
Rasulullah saw bersabda dalam hadis qudsi:
أنا عند ظن عبدي بي، فلا يظن بي إلا خيرا

“Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku, maka janganlah ia berprasangka pada-Ku kecuali kebaikan.”
Allamah Thabathaba’i mengatakan: Dua hadis tersebut menjelaskan bahwa doa yang disertai putus asa atau keraguan, maka pada hakikatnya itu bukan doa. Karena yang menghalangi doa adalah sesuatu yang tidak ada, yakni sesuatu yang tidak diketahui dan tidak dikehendaki.
Rasulullah saw bersabda:
إفزعوا إلى الله في حوائجكم، والجأوا إليه في ملماتكم، وتضرعوا إليه وادعوه، فإن الدعاء مخ العبادة، وما من مؤمن يدعو الله الا استجاب فإما أن يعجله له في الدنيا أو يؤجل له في الآخرة، واما أن يكفر له من ذنوبه بقدر ما دعا ما لم يدع بمأثم
“Berlindunglah kepada Allah dalam hajat-hajatmu dan mohonlah pejagaan kepada Allah dalam bahaya-bahayamu, rendahkan dirimu kepada-Nya dan berdoalah kepada-Nya, karena sesungguhnya doa adalah inti ibadah. Tidak ada seorangpun mukmin yang berdoa kepada Allah kecuali Dia mengijabah doanya; Dia mensegerakannya di dunia atau menundanya di akhirat, mengampuni dosa-dosanya sesuai dengan kadar doanya walaupun ia tidak memohon ampunan dosa.” .(kitab ‘Uddatud da’i)
Dalam wasiat kepada puteranya Al-Husein (sa) Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
ثم جعل في يديك مفاتيح خزائنه بما اذن لك فيه من مسألته فمتى شئت استفتحت بالدعاء أبواب نعمه واستمطرت شئابيب رحمته، فلا يقنطنك إبطاء إجابته، فإن العطية على قدر النية، وربما اخرت عنك الاجابة ليكون ذلك أعظم لاجر السائل، واجزل لعطاء الامل، وربما سألت الشئ فلا تؤتاه واوتيت خيرا منه عاجلا أو آجلا أو صرف عنك لما هو خير لك، فلرب أمر قد طلبته فيه هلاك دينك لو أوتيته، فلتكن مسألتك فيما يبقى لك جماله، وينفي عنك وباله، والمال لا يبقى لك ولا تبقي له
“Kemudian Allah menjadikan di tanganmu kunci-kunci khazanah-Nya dengan permohonan yang telah Dia izinkan bagimu. Kapan saja kamu inginkan, mohonlah dibukakan pintu-pintu nikmat-Nya dengan doa dan mohonlah curahan rahmat-Nya. Janganlah penundaan ijabah-Nya menjadikanmu putus asa, karena sesungguhnya pemberian-Nya sesuai dengan kadar niat. Kadang-kadang ijabah-Nya diakhirkan bagimu, ia menjadi pahala yang lebih besar bagi orang yang bermohon dan menjadi pemberian yang lebih banyak bagi yang menginginkan. Kadang-kadang kamu memohon sesuatu lalu kamu tidak diberi atau diberi sesuatu yang lebih baik darinya, cepat atau lambat; atau pemberian itu dibelokkan darimu karena itu lebih baik bagimu. Betapa banyak urusan yang kamu harapkan, di dalamnya terdapat sesuatu yang merusak agamamu sekiranya itu diberikan padamu. Maka hendaknya kamu memohon sesuatu yang keindahannya abadi bagimu dan bahayanya dijauhkan darimu. Harta itu tidak kekal bagimu dan kamu tidak kekal bersamanya.” (Nahjul Balaghah)
Allamah Thabathaba’i mengatakan:
Maksud ucapan Imam Ali (sa): “Sesungguhnya pemberian-Nya sesuai dengan kadar niat”, adalah ijabahnya doa saling bersesuaian dengan doa; permohonan kepada Allah sesuai dengan apa yang diyakini oleh batin orang yang berdoa dan yang diungkapkan oleh hatinya. Inilah permohonan yang diberi oleh Allah swt, bukan permohonan yang diungkapkan oleh lisan dan dirangkai dalam kata-kata. Karena ungkapan lisan kadangkala tidak sesuai dengan bahasa nurani dan fitrah. Ucapan Imam Ali (sa), mengandung nilai sastra yang tinggi, struktur bahasanya sangat indah, dan kalimatnya mencakup keterangan tentang hubungan antara doa dan ijabah.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) menjelaskan beberapa hal yang secara lahiriyah seolah-olah menunjukkan tidak adanya kesesuaian antara doa dan ijabah. Misalnya tentang penundaan ijabah, penggantian sesuatu yang dimohon di dunia dengan sesuatu yang lebih baik di dunia, atau dengan sesuatu yang lebih baik di akhirat, atau dengan pengalihan sesuatu yang dimohon pada sesuatu yang lain yang lebih maslahat bagi keadaan pemohon. Karena, kadang-kadang orang yang memohon kenikmatan yang menentramkan, justru kenikmatan itu tidak menentramkan baginya jika segera diberikan, karena itu ijabahnya ditunda.
Jika demikian, maka orang yang memohon kenikmatan itu, pada hakikatnya ia memohon ijabah doanya ditunda. Demikian juga seorang mukmin yang memperhatikan urusan agamanya, jika ia memohon sesuatu yang di dalam mengandung hal yang merusak agamanya sementara ia belum mengetahuinya dan mengira bahwa sesuatu itu membahagiakan dirinya, padahal kebahagiaanya adalah di akhirat. Maka, pada hakikatnya ia memohon kebahagiaan di akhirat, bukan di dunia, sehingga permohonannya diberikan di akhirat, tidak di dunia.
Disarikan dari Tafsir Al-Mizan, Allamah Thabathaba’i, jilid 2: 37-38.

Memupuk Keluhuran Budi Pekerti

Mengurai wasiat Rosulullah SAW kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib as amatlah penting untuk disimak. Beberapa wasiat tersebut adalah:
Pertama : Berkatalah jujur dan jangan sampai mulutmu berkata dusta.
Kedua : Bersikaplah wara' (kesalehan) dan jangan sekali-kali kau berani berbuat khianat.
Ketiga : Takutlah kepada Allah SWT - Mahatinggi Nama-Nya, sehingga seakan-akan kau melihat-Nya.
Keempat : Perbanyaklah menangis karena takut kepada Allah, maka untuk setiap tetesnya akan dibangunkan buatmu seribu gedung di surga.
Kelima : Baktikanlah harta dan darahnu tanapa (mengorbankan) agamamu.
Keenam : Ikutlah sunahku dalam shalat, puasa dan sedekah.
Shalat yang aku sunahkan terdiri dari atas lima puluh rakaat (setiap hari), puasa yang aku sunahkan terdiri atas tiga hari dalam satu bulan (pada hari Kamis di awal bulan, pada hari Rabu di tengahnya dan pada hari Kamis di akhirnya). Dan sedekah yang aku sunahkan adalah upayamu (untuk memberi) sehingga kau berkata kepada dirimu "Aku telah berlebihan dalam memberi" padahal kau belum berlebihan.
Lakukan shalat malam. Jagalah shalat zawal (shalat sunah ketika matahari tergelincir dari tengah langit.
Biasakanlah untuk selalu membaca Al Quran . Angkat dan balikkan kedua tanganmu dalam shalat.
Gunakan siwak (sejenis sikat gigi) setiap kali kau hendak melakukan wudhu.
Perhatikanlah segenap keutamaan moral dan praktikkan seluruhnya.
Perhatikan kerendahan moral dan jauhilah seluruhnya. Jika kau tidak berhasil melakukan semua itu, maka jangan salahkan orang lain kecuali dirimu sendiri.

Kamis, 19 Februari 2009

Pendidikan dalam Keluarga

Bicara seputar pendidikan amatlah kompleks. Khususnya pendidikan bagi anak usia dini dan usia Taman Kanak-Kanak. Tidak hanya menjadi tanggung jawab pendidik di sekolah saja tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan di dalam keluarga, karena hampir 20 jam sehari anak berkumpul dan berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan rujukan dan mendapat perhatian pola pendidikan anak di rumah dan seperti yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW dan keluarga beliau yang suci.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah :

1. Program Pendidikan Terpadu
Keberadaan sebuah program yang jelas dalam menjalani kehidupan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku seseorang. Jika kita benar-benar yakin pada nilai positif program tersebut dan menjalankannya dengan konsekuen, sebuah karakter positif dalam perilaku kita akan terbentuk. Adanya program hidup yang sama, akan menghasilkan perilaku yang sama pula. Oleh karena itu, program tunggal dapat dijadikan parameter untuk mengetahui sejauh mana tindakan dan perilaku kita sesuai dengan program itu.
Suami isteri harus bersepakat untuk menentukan satu program yang dengan jelas menerangkan hak-hak dan kewajiban masing-masing dalam keluarga. Islam dengan keterpaduan ajaran-ajarannya menawarkan sebuah konsep dalam membangun keluarga muslim.
Konsep ini adalah konsep rabbani yang diturunkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha mengetahui. Dialah yang menciptakan manusia dan Dia pulalah yang paling mengetahui kompleksitas kehidupan manusia. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa konsep yang ditawarkan oleh Islam adalah satu-satunya konsep dan program hidup yang sesuai dengan fitrah manusia.
Konsep Islam adalah sebuah konsep yang secara jelas dan seimbang mendistribusikan tugas-tugas kemanusiaan. Islam tidak pernah memberikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh seorang manusia dengan segala keterbatasannya. Konsep ini tidak akan pernah salah, tidak memiliki keterbatasan, dan tidak mungkin mengandung perintah dan tugas yang tidak dapat dilakukan. Penyebabnya tentu saja, karena konseptornya adalah Allah SWT.
Konsep keluarga Islami memberikan prinsip-prinsip dasar yang secara umum menjelaskan hubungan antaranggota keluarga dan tugas mereka masing-masing. Sementara itu, cara pengaplikasian prinsip-prinsip dasar ini bersifat kondisional. Artinya, amat bergantung pada kondisi dan situasi dalam sebuah keluarga dan dapat berubah sesuai dengan keadaan.
Oleh karena itu, kedua orang tua harus bersepakat dalam merumuskan detail pengaplikasian konsep dan program pendidikan yang ingin mereka terapkan sesuai dengan garis-garis besar konsep keluarga Islami. Kesepakatan antara kedua orang tua dalam perumusan ini akan menciptakan keselarasan dalam pola hubungan antara mereka berdua dan antara mereka dengan anak-anak.
Keselarasan ini menjadi amat penting karena akan menghindarkan ketidakjelasan arah yang mesti diikuti oleh anak dalam pendidikannya. Jika ketidakjelasan arah itu terjadi, anak akan berusaha untuk memuaskan hati ayah dengan sesuatu yang kadang bertentangan dengan kehendak ibu atau sebaliknya. Anak akan memiliki dua tindakan yang berbeda dalam satu waktu. Hal itu dapat membuahkan ketidakstabilan mental, perasaan, dan tingkah laku.
Riset para ahli membuktikan bahwa anak-anak yang dibesarkan di sebuah rumah tanpa pengawasan kedua orang tua sekaligus lebih banyak bermasalah dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan pengawasan bersama dari kedua orang tuanya.[1]

2. Hubungan Kasih Sayang
Salah satu kewajiban orang tua adalah menanamkan kasih sayang, ketenteraman, dan ketenangan di dalam rumah. Allah SWT berfirman,
و من آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها و جعل بينكم مودة ورحمة ..
Artinya: Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Ia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri agar kalian merasa tentram dengan mereka. Dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang.[2]
Hubungan antara suami dan isteri atau kedua orang tua adalah hubungan kasih sayang. Hubungan ini dapat menciptakan ketenteraman hati, ketenangan pikiran, kebahagiaan jiwa, dan kesenangan jasmaniah. Hubungan kasih sayang ini dapat memperkuat rasa kebersamaan antaranggota keluarga, kekokohan pondasi keluarga, dan menjaga keutuhannya. Cinta dan kasih sayang dapat menciptakan rasa saling menghormati dan saling bekerja sama, bahu-membahu dalam menyelesaikan setiap problem yang datang menghadang perjalanan kehidupan mereka. Hal ini sangat berperan dalam menciptakan keseimbangan mental anak.
Dr Spock berpendapat sebagai berikut.
“Keseimbangan mental anak sangat dipengaruhi oleh keakraban hubungan kedua orang tuanya dan kebersamaan mereka dalam menyelesaikan setiap masalah kehidupan yang mereka hadapi”.[3]
Suami isteri harus berusaha memperkuat tali kasih di antara diri mereka berdua dalam semua periode kehidupan mereka, baik sebelum masa kelahiran anak mereka maupun setelahnya.
Memperkuat rasa cinta dan kasih sayang merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena itu, menjaga keutuhan kasih sayang termasuk dalam perintah Allah dan merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada-Nya. Imam Ali bin Al-Husain Zainal Abidin a.s. mengatakan,
وأما حقّ رعيتك بملك النكاح , فأن تعلم أنّ الله جعلها سكنا ومستراحا وأنسا وواقية , وكذلك كلّ واحد منكما يجب أن يحمد الله على صاحبه , و يعلم أن ذلك نعمة منه عليه , ووجب أن يحسن صحبة نعمة الله ويكرمها ويرفق بها , وإن كان حقك عليها أغلظ وطاعتك بها ألزم فيما أحببت وكرهت ما لم تكن معصية , فإن لها حق الرحمة والمؤانسة وموضع السكون إليها قضاء اللذة التي لابدّ من قضائها وذلك عظيم
Artinya: Hak wanita yang engkau nikahi adalah engkau harus tahu bahwa Allah telah menjadikannya sebagai sumber ketenangan dan ketentraman bagimu serta sebagai penjaga harta dan kehormatanmu. Kalian berdua haruslah memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah atas anugerah yang Dia berikan berupa pasangan kalian. Engkau harus tahu bahwa itu semua adalah nikmat Allah atasmu. Karena itu, suami harus memperlakukan isterinya dengan baik, menghormatinya, dan berlemah-lembut terhadapnya, meskipun hak-haknya atas sang isteri lebih besar.Isteri harus menaati suaminya jika ia memerintahkan sesuatu, selama tidak berupa maksiat kepada Allah.
Isteri berhak untuk mendapatkan kasih sayang dan kelemah-lembutan karena dialah yang memberikan ketenangan hati bagi suami. Isterilah yang dapat memuaskan kebutuhan biologis suami yang memang harus disalurkan, dan hal itu adalah sesuatu yang agung.[4]
Ahlul Bait a.s. memberikan perhatian yang sangat besar terhadap keutuhan cinta kasih dalam sebuah keluarga. Anjuran-anjuran mereka berikut ini ditujukan kepada kedua pihak, suami dan isteri.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAWW bersabda,
خيركم خيركم لنسائه وأنا خيركم لنسائي
Artinya: Lelaki terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik terhadap isterinya. Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap isteri.[5]
Imam Ja’far bin Muhammad Shadiq a.s. dalam sebuah hadis mengatakan,
رحم الله عبدا أحسن فيما بينه وبين زوجته
Artinya:Semoga Allah merahmati orang yang bersikap baik terhadap isterinya.[6]
Rasulullah SAWW bersabda,
فمن اتـخذ زوجة فـليكرمها
Artinya: Jika seseorang menikahi seorang wanita,ia harus berbuat baik kepadanya. [7]
Beliau juga bersabda,
أوصاني جبرئيل عليه السلام بالمرأة حتى ظننت أنه لا ينبغي طلاقها إلا من فاحشة مبينة
Artinya: Jibril sering berpesan kepadaku tentang wanita, sampai-sampai aku merasa bahwa wanita tidak berhak untuk diceraikan kecuali jika telah melakukan zina dengan terang-terangan.[8]
Anjuran-anjuran dan arahan yang diberikan oleh Nabi SAWW dan Ahlul Bait a.s. mengenai sikap baik dan penghormatan terhadap istri ini merupakan acuan penting yang harus diterapkan dalam rangka menciptakan kelanggengan hubungan cinta dan kasih sayang antara keduanya di dalam keluarga.
Di lain pihak, Ahlul Bait a.s. juga berpesan kepada kaum wanita untuk melakukan segala hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga cinta dan kasih sayang dalam rumah tangga. Rasulullah Muhammad SAWW dalam hal ini bersabda,
إذا صلّت المرأة خمسها وصامت شهرها وأحصنت فرجها وأطاعت بعلها فلتدخل من أي أبواب الجنة شاءت
Artinya: Jika seorang wanita telah melakukan kewajibannya shalat lima waktu, berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka ia berhak untuk masuk ke dalam surga melalui pintu manapun yang ia sukai.[9]
Selain itu beliau juga bersabda,
ما استفاد امرؤ فائدة بعد الإسلام أفضل من زوجة مسلمة تسرّه إذا نظر إليها وتطيعه إذا أمرها وتحفظه إذا غاب عنها في نفسها وماله
Artinya: Setelah nikmat Islam, tak ada satupun nikmat yang melebihi isteri muslimah yang shalihah, yaitu isteri yang membuat suami senang saat memandangnya, patuh padanya saat ia menyuruhnya melakukan sesuatu, dan menjaga dirinya dan harta suaminya di saat sang suami tidak berada di rumah.[10]
Diriwayatkan bahwa seorang sahabat pernah mendatangi Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, aku memiliki seorang isteri yang selalu menyambutku ketika aku datang dan mengantarku saat aku keluar rumah. Jika ia melihatku termenung ia selalu menyapaku dan mengatakan, ‘Ada apa denganmu? Apa yang kau risaukan? Jika kau risau akan rezekimu, ketahuilah bahwa rezekimu ada di tangan Allah. Tapi jika kerisauanmu karena urusan akhirat, semoga Allah menambah rasa risaumu itu.’”
Setelah mendengar cerita sahabat beliau tersebut, Rasulullah SAWW bersabda,
بشّرها بالجنّة وقل لها : إنك عاملة من عمّال الله ولك في كلّ يوم أجر سبعين شهيدا , - وفي رواية - إن لله عزّ وجل عماّلا وهذه من عمّاله , لها نصف أجر الشهيد
Artinya: Berilah kabar gembira kepadanya tentang surga yang tengah menantinya! Dan katakan padanya, bahwa ia termasuk salah satu pekerja Allah. Allah SWT menuliskan baginya setiap hari pahala tujuh puluh orang yang gugur di jalan Allah. (dalam riwayat lain disebutkan), ‘Ketahuilah bahwa Allah memiliki banyak pekerja, dan ia termasuk salah satu dari mereka. Allah akan memberinya setengah dari pahala orang syahid.’ [11]
Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,
جهاد المرأة حسن التبعّل
Artinya: Jihad bagi wanita adalah berbuat baik pada suaminya.[12]
Salah satu hal yang membantu dalam menambah rasa cinta, kasih sayang, dan perhatian suami adalah kepasrahan isteri pada suami saat ia menginginkan dirinya. Imam Ja’far Shadiq a.s. mengatakan,
خير نسائكم التي إذا خلت مع زوجها خلعت له درع الحياء وإذا لبست لبست معه درع الحياء
Artinya: Wanita terbaik adalah yang saat berduaan dengan suaminya ia menanggalkan semua rasa malunya dan jika ia memakai kembali pakaiannya ia kenakan lagi rasa malunya.[13]
Isteri sudah semestinya bersikap terbuka dan tidak malu-malu terhadap suaminya dengan tetap menjaga rasa hormat padanya. Dengan kata lain, seorang istri perlu menjaga keseimbangan antara sikap hormat dan terbuka.
Imam Ali bin Al-Husain a.s. menyebutkan beberapa faktor penting yang dapat menambah rasa cinta, kasih sayang, dan keakraban dalam keluarga, yaitu sebagai berikut.
لا غنى بالزوج عن ثلاثة أشياء فيما بينه وبين زوجته وهي الموافقة ليجتلب بها موافقتها ومحبتها وهواها,وحسن خلقه معها , واستعماله استمالة قلبها بالهيئة الحسنة في عينها وتوسعته عليها . ولا غنى بالزوجة فيما بينها وبين زوجها الموافق لها عن ثلاث خصال , وهي : صيانة نفسها من كلّ دنس حتى يطمئن قلبه إلى الثقة بها في حال المحبوب والمكروه وحياطته ليكون ذلك عاطفا عليها عند زلة تكون منها , وإظهار العشق له بالخلابة والهيئة الحسنة لها في عينه
Artinya: Seorang lelaki hendaknya memperhatikan tiga hal berikut ini dalam berhubungan dengan isterinya:
Pertama, memahami keadaan isteri, karena dengan itu ia dapat menarik perhatian isterinya untuk memahami keadaannya dan lebih mencintainya.
Kedua, bersikap baik terhadap isteri dan berusaha merebut hatinya dengan penampilan lahir yang menarik.
Ketiga, memaafkan kesalahan isteri.
Seorang wanita hendaknya memperhatian tiga hal berikut ini dalam pergaulannya dengan suami:
Pertama, menjaga diri dari segala kotoran dan noda, sehingga sang suami merasa tenang dengan keadaannya, baik di saat senang maupun di saat susah.
Kedua, mempercayai suami, karena hal itu dapat membuat sang suami mudah memaafkannya di kala ia melakukan kesalahan.
Ketiga, menampakkan rasa cinta kepadanya dengan berpenampilan menarik.[14]
Hubungan yang didasari oleh cinta dan kasih sayang sangat diperlukan dalam semua fase kehidupan, khususnya pada masa kehamilan. Sebab di masa-masa itu, isteri sangat memerlukan ketenangan dan keseimbangan mental. Hal itu sangat mempengaruhi keselamatan janin selama dalam kandungan dan keselamatan anak di masa menyusui.

3. Menjaga Hak dan Kewajiban
Di dalam konsep keluarga Islami telah ditentukan hak-hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak suami dan isteri. Konsep ini jika benar-benar dijalankan akan menjamin ketenangan dan kebahagiaan dalam keluarga. Jika suami dan isteri konsisten dengan kewajiban dan hak-hak mereka, hal itu akan dapat mempererat tali cinta dan kasih antara mereka. Selain itu, hal ini dapat menjauhkan segala kemungkinan timbulnya perselisihan dan pertengkaran yang mengancam keutuhan rumah tangga yang dengan sendirinya berdampak negatif pada kejiwaan anak.
Hak terpenting yang dimiliki oleh suami adalah kepemimpinan dalam keluarga. Allah SWT berfirman,
الرجال قوّامون على النساء بما فضّل الله بعضهم على بعض وبما أنفقوا من أموالهم ..
Artinya: Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.[15]
Isteri berkewajiban untuk menghormati hak suami ini dan menjadikan suami sebagai pemimpin karena kehidupan rumah tangga tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa ada yang mengaturnya dan karena kepe-mimpinan layak untuk dipegang oleh kaum lelaki, sesuai dengan perbedaan yang ada antara suami dan isteri dalam hal fisik dan perasaan. Di samping itu, isteri juga harus menunjukkan kepemimpinan suami dalam keluarga di hadapan anak-anaknya.
Hak penting kedua bagi suami setelah kepemimpinan dalam keluarga dapat kita simpulkan dari riwayat berikut ini. Diceritakan bahwa seorang wanita datang dan bertanya kepada Rasulullah SAWW tentang hak suami atas isterinya. Dalam jawabannya, beliau bersabda,
أن تطيعه ولا تعصـيه , ولا تصدّق من بيتها شيئا إلاّ بإذنه ولا تصوم تطوعا إلاّ بإذنه , ولا تمنعه نفسها وإن كانت على ظهر قتب ولا تخرج من بيتها إلاّ بإذنه ..
Artinya: Isteri harus patuh dan tidak menentangnya. Ia tidak berhak untuk bersedekah apapun yang ada di di rumah suami tanpa izin sang suami. Selain itu, ia tidak diperbolehkan untuk berpuasa sunnah kecuali jika suami mengizinkannya. Selanjutnya, ia tidak boleh menghindar kala suaminya menginginkan dirinya walaupun ia sedang dalam kesulitan. Isteri tidak diperkenankan untuk keluar dari rumah kecuali dengan izin suami….[16]
Dalam hadis yang lain Rasulullah SAWW menye-butkan hak-hak suami sebagai berikut.
حقّ الرجل على المرأة انارة السراج واصلاح الطعام وان تستقبله عند باب بيتها فترحّب به وان تقدّم إليه الطشت والمنديل وان توضئه وان لا تمنعه نفسها إلاّ من علّة
Artinya: Hak suami atas isteri adalah bahwa isteri hendaknya menyalakan lampu untuknya, memasakkan makanan, menyambutnya di pintu rumah kala ia datang, membawakan untuknya bejana air dan kain sapu tangan lalu mencuci tangan dan mukanya, dan tidak menghindar saat suami menginginkan dirinya kecuali jika ia sedang sakit.[17]
Mengingat pentingnya perhatian terhadap hak-hak suami tersebut, Rasulullah SAWW mengatakan,
لا تؤدّي المرأة حقّ الله عزّ وجل حتى تؤدّي حقّ زوجها
Artinya: (Ketahuilah) bahwa wanita tidak pernah akan dikatakan telah menunaikan semua hak Allah atasnya kecuali jika ia telah menunaikan kewajibannya kepada suami.[18]
Di lain pihak, Islam juga telah menentukan hak-hak isteri yang harus diperhatikan oleh suami. Imam Ja’far Shadiq a.s., saat ditanya oleh Ishaq bin Ammar mengenai hak wanita atas suaminya, mengatakan,
يشبع بطنها ويكسو جثتها وإن جهلت غفر لها
Artinya: (Kewajiban suami atas isterinya adalah) memberinya makanan dan pakaian dan memaafkannya jika ia melakukan kesalahan.[19]
Khaulah binti Al-Aswad pernah mendatangi Rasulullah SAWW dan bertanya tentang hak wanita. Beliau dalam jawabannya mengatakan,
حقّك عليه أن يطعمك ممّا يأكل ويكسوك ممّا يلبس ولا يلطم ولا يصيح في وجهك
Artinya: Hak-hakmu atas suami adalah bahwa ia harus memberimu makan dengan makanan yang ia makan dan memberimu pakaian seperti ia juga berpakaian, tidak menampar wajahmu, dan tidak membentakmu. [20]
Hak istri yang lain adalah bahwa suami harus memperlakukannya dengan lemah lembut dan bersikap baik terhadapnya.
Hak istri dan seluruh anggota keluarga selanjutnya adalah bahwa suami harus bekerja untuk dapat memenuhi semua kebutuhan materi mereka. Rasulullah SAWW dalam hal ini bersabda,
الكادّ على عياله كالمجاهد في سبيل الله
Artinya: Orang yang bekerja untuk menghidupi keluarganya sama dengan orang yang pergi berperang di jalan Allah. [21]
Beliau juga bersabda,
ملعون ملعون من يضيع من يعول
Artinya: Terkutuklah! Terkutuklah orang yang tidak memberi nafkah kepada mereka yang menjadi tanggung jawabnya. [22]
Dalam hadis yang lain beliau bersabda,
حقّ المرأة على زوجها أن يسدّ جوعتها وأن يستر عورتها ولا يقبّح لها وجها فإذا فعل ذلك فقد أدّى والله حقّها
Artinya: Hak isteri atas suami adalah bahwa suami harus memberinya makan, menutupi auratnya, dan tidak memakinya. Jika seorang lelaki telah melakukan kewajibannya ini berarti ia telah menunaikan hak Allah atasnya. [23]
Baik suami maupun isteri harus saling memperhatikan dan menghormati hak pasangannya demi terciptanya suasana cinta dan kasih sayang dan keharmonisan dalam keluarga. Adanya sikap saling menghormati di antara keduanya akan mendorong masing-masing pihak untuk menunaikan semua hal yang menjadi kewajibannya demi kebahagiaan keluarga.
Kebahagiaan yang berhasil diciptakan akan menciptakan keseimbangan mental isteri selama masa kehamilan, menyusui, serta pada tahun-tahun awal umur anak, yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi keseimbangan dan kestabilan mental anak. Anak yang tumbuh dengan mental yang baik dan stabil, pikiran dan perilakunya akan berkembang dengan baik dan stabil pula serta akan dengan mudah menuruti semua anjuran dan nasehat diberikan kepadanya.

4. Menghindari Perselisihan
Pertengkaran dan perselisihan yang terjadi dalam keluarga akan menyebabkan suasana yang panas dan tegang yang dapat mengancam keutuhan dan kehar-monisan rumah tangga. Tidak jarang, pertengkaran itu berakhir dengan perceraian dan kehancuran keluarga. Fenomena ini merupakan salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh semua anggota keluarga, termasuk di dalamnya anak-anak.
Suasana yang menegangkan dalam rumah sangat berdampak negatif terhadap perkembangan dan pembentukan jati diri anak.
“Kelabilan sikap dan penyakit-penyakit kejiwaan yang diderita oleh anak-anak belia dan orang dewasa, disebabkan oleh perlakuan tidak benar yang diperlihatkan oleh orang tua mereka, seperti pertengkaran yang menyebabkan suasana dalam rumah panas dan menegangkan. Hal seperti itu membuat anak tidak merasa aman berada di dalam rumah”.[24]
Profesor Richard Fougen berpendapat bahwa,
“Ibu yang tidak diperlakukan dengan layak sebagai seorang manusia, sebagai ibu bagi anak-anaknya, dan sebagai isteri bagi suaminya, tidak akan mampu memberikan rasa aman pada diri anak-anaknya”.[25]
Perasaan aman dan tenang merupakan salah satu faktor terpenting dalam membangun kepribadian anak secara benar dan sempurna. Perasaan semacam ini tidak akan didapatkan dalam lingkungan yang selalu diliputi oleh ketegangan dan pertengkaran.
Dalam keadaan seperti itu, anak akan berada dalam kebingungan dan kebimbangan. Ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Posisinya tidak memungkinkan baginya untuk menyelesaikan pertengkaran kedua orang tuanya, apalagi jika pertengkaran tersebut sampai menggunakan kekerasan. Di satu sisi, ia tidak mungkin akan berpihak pada salah satu dari orang tuanya.
Lebih dari itu, kebingungan anak akan memuncak kala masing-masing pihak yang berselisih berusaha untuk menarik dukungannya dengan menyebutkan bahwa pihaknyalah yang benar, sedangkan lawannyalah yang bersalah dan memulai menyulut api pertengkaran ini. Semua itu meninggalkan kesan negatif di hati, pikiran, dan perasaan si anak.
Dr Spock berpendapat sebagai berikut.
“Riset yang dilakukan oleh para ahli terhadap ribuan anak yang tumbuh besar di tengah-tengah keluarga yang selalu diliputi oleh ketegangan membuktikan bahwa mereka ketika menginjak usia dewasa akan merasa bahwa mereka tidak seperti orang-orang lain pada umumnya. Mereka kehilangan rasa percaya diri. Mereka pun takut untuk menjalin hubungan cinta yang sehat dengan orang lain, karena mereka selalu membayangkan bahwa membangun keluarga berarti menempatkan dirinya di suatu tempat yang dihuni oleh orang-orang yang selalu berselisih dan bertengkar satu dengan yang lainnya”.[26]
Setiap keluarga memiliki masalah yang berpotensi memicu percekcokan di antara mereka. Cara melampiaskan kekesalan dan kemarahan masing-masing pun berbeda. Sebagian orang terbiasa untuk menggunakan kata-kata kotor, makian, dan hinaan. Sebagian yang lain terbiasa untuk melayangkan tangan ketika amarahnya memuncak.
Saat menyaksikan adegan demikian, anak-anak akan belajar untuk mempraktekkannya ketika terlibat pertengkaran dengan kawan-kawannya. Hal itu akan mempengaruhi tingkah laku mereka saat kanak-kanak maupun saat menginjak usia dewasa nanti. Karena itulah kita banyak menyaksikan ataupun mendengar adanya anak yang sampai memaki ibunya atau bahkan memukulnya. Dan terkadang pula, si anak akan menggunakan apa yang ia pelajari itu terhadap isterinya ketika kelak menginjak usia dewasa.
Untuk mencegah terjadinya pertengkaran dan percekcokan antara suami dan isteri, atau paling tidak, mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap psikis dan mental, atau jika mungkin, menghilangkannya sama sekali, Islam telah mengenalkan sebuah konsep sempurna dalam menyelesaikan pertengkaran dan perselisihan dalam keluarga.
Pada uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya mempererat tali cinta kasih dalam keluarga. Selain itu juga telah disebutkan hak-hak dan kewajiban suami dan istri. Dalam ajaran Islam pun disebutkan tentang pentingnya proses seleksi dengan standar nilai Islam ketika memilih calon suami atau istri.
Semua ini dimaksudkan untuk mencegah perselisihan yang mungkin terjadi dalam keluarga. Namun jika tanda-tanda munculnya percekcokan sudah nampak, atau bahkan percekcokan itu telah terjadi, Islam menawarkan cara untuk mengakhirinya. Selain itu, Islam juga mengecam pihak yang memicu perselisihan dan memperingatkan semua pihak agar waspada terhadap masalah ini.
Rasulullah SAWW bersabda,
خير الرجال من أمتي الذين لا يتطاولون على أهليهم ويحنّون عليهم ولا يظلمونـهم
Artinya: Lelaki terbaik dari umatku adalah orang tidak menindas keluarganya, menyayangi mereka dan tidak berlaku zalim.[27]
Imam Muhammad Baqir a.s. dalam sebuah hadis menganjurkan para suami untuk bersabar menerima perlakuan buruk, sebab membalas keburukan dengan keburukan akan membuat area perselisihan bertambah luas. Beliau mengatakan,
من احتمل من امرأته ولو كلمة واحدة أعتق الله رقبته من النّار وأوجب له الجنّة
Artinya: Orang yang sabar dalam menerima perlakuan buruk istrinya, meskipun hanya sebatas satu kata, niscaya akan dibebaskan Allah dari siksa api neraka dan ditempatkannya di dalam surga.[28]
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAWW menghimbau para suami untuk bersabar atas perlakuan buruk isterinya. Beliau bersabda,
من صبر على سوء خلق امرأته أعطاه الله من الأجر ما أعطى أيوب على بلائه
Artinya: Jika seseorang bersabar atas perlakuan buruk isterinya, Allah akan memberinya pahala seperti yang Dia berikan kepada Nabi Ayyub a.s. yang tabah dan sabar menghadapi ujian-ujian Allah yang berat. [29]
Bersabar terhadap perlakuan buruk isteri adalah hal yang mungkin dianggap tidak wajar oleh kaum lelaki. Tetapi dengan adanya perintah dan anjuran Nabi SAWW dan Ahlul Bait a.s., hal tersebut menjadi suatu yang sunnah yang akan dengan senang hati dijalankan oleh kaum lelaki yang beriman. Tanpa merasakan adanya kehinaan dan kerendahan bagi martabatnya sebagai suami, ia akan bersabar terhadap perlakuan buruk isterinya itu.
Meniru perilaku Rasulullah SAWW terhadap isteri-isteri beliau dan perilaku Ahlul Bait a.s. dapat meminimalkan timbulnya pertengkaran dalam keluarga. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,
كانت لأبي عليه السلام امرأة وكانت تؤذيه وكان يغفر لها
Artinya: Ayahku pernah mempunyai seorang isteri yang sering menyakitinya. Namun, ayahku selalu mema-afkannya. [30]
Rasulullah SAWW melarang para suami untuk menggunakan kekerasan terhadap isterinya dalam hadis berikut ini.
أيّ رجل لطم امرأته لطمة أمر الله عزّ وجل مالك خازن النيران فيلطمه على حرّ وجهه سبعين لطمة في نار جهنّم
Artinya: Barang siapa melayangkan tamparan ke pipi isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan malaikat penjaga neraka untuk membalas tamparan itu dengan tujuh puluh kali tamparan di neraka jahanam. [31]
Di pihak lain, kaum wanita pun dianjurkan untuk bersikap yang sama. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam Ja’far Shadiq a.s. menganjurkan kaum wanita untuk sedapat mungkin untuk menghindari pertengkaran yang buruk. Beliau berkata,
خير نسائكم التي إن غضبت أو أغضبت قالت لزوجها : يدي في يدك لا أكتحل بغمض حتى ترضى عني
Artinya: Wanita terbaik adalah wanita yang ketika marah atau membuat suaminya marah, berkata kepada suaminya itu, “Aku letakkan tanganku di tanganmu. Aku bersumpah untuk tidak tidur sebelum engkau mema-afkanku.” [32]
Imam Muhammad Baqir a.s. berkata,
وجهاد المرأة أن تصبر على ما ترى من أذى زوجها وغيرته
Artinya: Jihad bagi seorang wanita adalah bersabar terhadap perlakuan buruk dan rasa cemburu suaminya.[33]
Rasulullah SAWW melarang isteri untuk melakukan tindakan yang dapat memancing timbulnya pertengkaran. Beliau bersabda,
من شرّ نسائكم الذليلة في أهلها , العزيزة مع بعلها , العقيم الحقود , التي لا تتورّع عن قبيح , المـتبرّجة إذا غاب عنها زوجها , الحصان معه إذا حضر , التي لا تسمع قوله , ولا تطيع أمره , فإذا خلا بها تمنعت تمنع الصـعبة عند ركوبها ولا تقبل له عذرا ولا تغفرله ذنبا
Artinya: Wanita terburuk adalah wanita yang hina dalam keluarganya tetapi merasa mulia di hadapan suami; yang mandul dan selalu merasa dengki; yang tidak berhenti melakukan perbuatan buruk; yang selalu berhias kala suami bepergian dan bersikap sombong kala suami ada; yang tidak mendengar kata-kata suami dan tidak menuruti perintahnya; yang jika berduaan dengan suaminya akan menolak ajakannya; dan yang tidak pernah mau memaafkan kesalahan suami dan tidak menerima alasannya. [34]
Rasulullah SAWW dalam hadisnya melarang wanita untuk membebani suami dengan sesuatu yang di luar kemampuannya. Beliau bersabda,
أيّما امرأة أدخلت على زوجها في أمر النفقة و كلّفته مالا يطيق لا يقبل الله منها صرفا ولا عدلا إلاّ أن تتوب وترجع وتطلب منه طاقته
Artinya: Wanita yang memaksa suaminya untuk memberikan nafkah di luar batas kemampuannya, tidak akan diterima Allah SWT amal perbuatannya sampai ia bertaubat dan meminta nafkah semampu suaminya.[35]
Selain itu Rasulullah SAWW juga melarang wanita untuk mengungkit-ungkit kelebihannya atas suami. Beliau bersabda,
لو أن جميع ما في الأرض من ذهب وفضة حملته المرأة إلى بيت زوجها ثم ضربت على رأس زوجها يوما من الأيام , تقول : من أنت ؟ إنما المال مالي , حبط عملها ولو كانت من أعبد الناس, إلاّ أن تتوب وترجع وتعتذر إلى زوجها
Artinya: Seandainya seorang wanita datang ke rumah suaminya dengan membawa serta bersamanya seluruh kekayaan bumi dari emas dan peraknya, lalu pada suatu saat ia mengangkat kepalanya di hadapan suami sambil mengatakan, “Siapa kau ini? Bukankah seluruh harta ini adalah milikku?”, Allah akan menghapus semua amalan baiknya meskipun ia adalah orang yang paling banyak beribadah, kecuali bila ia bertaubat dan meminta maaf kepada suaminya. [36]
Rasulullah SAWW juga mengingatkan para wanita untuk tidak menggunakan kata-kata kasar yang dapat membangkitnya amarah suami saat berhadapan dengannya. Beliau bersabda,
أيّما امرأة آذت زوجها بلسانـها لم يقبل منها صرفا ولا عدلا ولا حسنة من عملها حتى ترضيه ..
Artinya: Jika seorang wanita menyakiti suaminya dengan kata-kata, Allah tidak akan menerima seluruh amalan baiknya sampai sang suami memaafkannya. [37]
Dalam hadisnya yang lain, Rasulullah SAWW melarang suami isteri tidak menyapa satu sama lain, karena hal itu merupakan awal perpisahan dan terputusnya hubungan antara mereka. Beliau bersabda,
أيّما امرأة هجرت زوجها وهي ظالمة حشرت يوم القيامة مع فرعون وهامان وقارون في الدّرك الأسفل من النار إلاّ أن تتوب وترجع
Artinya: Jika seorang wanita mendiamkan suaminya padahal ia adalah pihak yang salah dan berlaku zalim terhadapnya, Allah kelak akan mengumpulkannya bersama dengan Fir’aun, Haman, dan Qarun di dasar neraka, kecuali jika ia bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. [38]
Semua perintah dan anjuran di atas, jika dijalankan dengan baik dan sempurna, akan menjamin keselamatan keluarga dari pertengkaran dan percekcokan atau paling tidak meminimalkannya. Namun bila pasangan suami isteri tidak mampu menjalankannya dengan baik, maka hendaknya pertengkaran yang terjadi di antara mereka tidak didengar oleh anak-anak. Sebaiknya, anak-anak tidak mendengar tuduhan-tuduhan, kata-kata kotor, dan makian yang terlontar dari kedua orang tua mereka.
Kewajiban orang tua adalah menjelaskan kepada anak-anak mereka bahwa pertengkaran dalam sebuah keluarga adalah hal yang wajar dan mereka berdua masih saling mencintai. Selain itu, mereka berdua juga harus secepatnya mencari jalan penyelesaian kemelut yang melanda rumah tangga mereka itu.

5. Ancaman Perceraian
Islam memperingatkan setiap pasangan suami istri tentang dampak negatif perceraian dan putusnya tali ikatan perkawinan. Dampak negatif tersebut akan menimpa kondisi psikis mereka berdua, anak-anak, dan juga masyarakat.
Perceraian adalah sumber kegelisahan dan kelabilan psikis, perasaan, dan tingkah laku anak karena ia sangat membutuhkan cinta dan kasih sayang yang seimbang dari ayah dan ibunya. Bahkan, seorang anak hanya dengan memikirkan dan mengkhayalkan perceraian kedua orang tua, akan merasa gelisah. Jika hal itu berkelanjutan akan berdampak negatif pada kestabilan perasaan dan kejiwaannya.
Sehubungan dengan hal ini, Islam telah menawarkan sebuah konsep dalam menjaga hubungan baik antara suami isteri untuk menghindarkan perceraian dan kehancuran rumah tangga. Dalam banyak nash, Islam bahkan melarang perceraian. Rasulullah SAWW bersabda,
أوصاني جبرئيل عليه السلام بالمرأة حتى ظننت انه لا ينبغي طلاقها إلاّ من فاحشة مبيّنة
Artinya: Jibril sering berpesan kepadaku tentang talak (perceraian), sampai-sampai aku mengira bahwa wanita tidak boleh dicerai kecuali jika telah melakukan perbuatan zina dengan terang-terangan.[39]
Imam Ja’far Shadiq a.s. mengatakan,
ما من شيء ممّا أحلّه الله عزّ وجل أبغض إليه من الطلاق وأن الله يبغض المطلاق الذوّاق
Artinya: Tidak ada sesuatu yang halal yang lebih Allah benci daripada perceraian. Allah sangat membenci orang lelaki yang gemar menceraikan isteri dan sering kawin hanya untuk menikmati wanita sesaat saja. [40]
Beliau juga berkata,
إن الله عزّ وجل يحب البيت الذي فيه العرس , ويبغض البيت الذي فيه الطلاق وما من شيء أبغض إلى الله عزّ وجل من الطلاق
Artinya: Sesungguhnya Allah SWT menyenangi rumah yang di dalamnya terdapat orang yang baru menikah, dan membenci rumah yang di dalamnya terdapat perceraian. Tidak ada sesuatupun yang lebih Allah benci daripada perceraian. [41]
Selain itu Islam, juga menganjurkan semua pasangan untuk menyusun strategi demi menghindari perceraian. Islam mengajak para suami istri untuk mempererat tali cinta kasih di antara mereka dan menghimbau agar secepatnya menyelesaikan semua masalah dan pertikaian di antara keduanya yang dapat mengakibatkan perceraian. Karena itulah, kita temukan dalam banyak nash agama adanya perintah untuk bergaul dengan baik dengan pasangan kita. Allah SWT berfirman,
.. وعاشروهنّ بالمعروف فإن كرهتموهنّ فعسى أن تكرهوا شيئا و يجعل الله فيه خيرا كثيرا
Artinya: ...Bergaullah dengan isteri-isteri kalian dengan cara yang baik. Jika kalian tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena mungkin saja kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang berlimpah. [42]
Islam juga telah mengajarkan untuk mengadakan perbaikan hubungan demi mengembalikan suasana harmonis dalam keluarga. Allah SWT berfirman,
وإن امرأة خافت من بعلها نشوزا أو إعراضا فلا جناح عليهما أن يصلحا بينهما صلحا والصلح خير ....
Artinya: Jika seorang wanita merasa khawatir terhadap sikap tak acuh suami terhadapnya, ia dapat mengusahakan perdamaian di antara mereka berdua. Perdamaian itu adalah sesuatu yang baik.... [43]
Mengadakan perdamaian antara suami dan isteri lebih baik daripada meninggalkannya. Melihat kenyataan bahwa hati manusia dapat berubah-ubah dan kehendak sewaktu-waktu dapat berbalik, Islam menekankan kepada suami dan isteri untuk melakukan upaya perdamaian sebelum mengambil keputusan untuk saling berpisah. Allah SWT berfirman,
وإن خفتم شقاق بينهما فابعثوا حكما من أهله و حكما من أهلها إن يريدا إصلاحا يوفّق الله بينهما إنّ الله كان عليما خبيرا
Artinya: Jika kalian mengkhawatirkan adanya pertikaian antara keduanya, utuslah seorang juru damai dari masing-masing pihak, suami dan isteri. Jika mereka berdua bermaksud mengadakan perbaikan, Allah pasti akan memberikan taufik-Nya kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan Maha mengenal. [44]
Jika semua usaha perbaikan hubungan dan upaya untuk mengembalikan keadaan seperti sediakala tidak membuahkan hasil, dan jika semua pertikaian dan perselisihan yang ada tidak bisa diselesaikan kecuali dengan perceraian, saat itulah mungkin perceraian merupakan jalan terbaik bagi mereka berdua.
Walaupun demikian, anak tetap akan mendapatan pukulan yang hebat dari perpisahan kedua orang tuanya tersebut dan ini akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya. Karena itu, Islam masih memberikan peluang kepada mereka berdua untuk kembali membangun rumah tangga mereka. Islam memberikan kesempatan kepada suami untuk merujuk isterinya saat ia masih berada dalam masa iddah atau menikahinya dengan ijab qabul baru jika wanita itu telah keluar dari masa iddah. Selain itu, ia masih dapat merujuk setelah menceraikan isterinya sebanyak dua kali.
Jika semua usaha perbaikan hubungan ini tidak membuahkan hasil dan perpisahan benar-benar terjadi, mereka berdua berkewajiban untuk menjaga perasaan anak-anak dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada mereka. Selain itu, mereka berdua harus memberikan pengertian kepada anak-anak, bahwa baik ayah maupun ibu mereka adalah orang-orang yang baik. Islam melarang kita untuk berdusta, bergunjing, serta membongkar aib dan cela orang lain. Dengan demikian, anak akan dapat mengatasi masalah dan benturan psikis yang ditimbulkan oleh perceraian orang tuanya.
Jika anjuran dan himbauan ini tidak diperhatikan dan masing-masing pihak saling melemparkan tuduhan kepada pihak lain serta membongkar aib dan kesalahannya kepada anak, si anak akan membenci kehidupan dan merasa rendah diri. Lebih jauh lagi, hal itu akan berpengaruh pada perasaannya terhadap orang tuanya. Ia akan membenci dan sekaligus mencintai mereka pada saat yang sama setelah mengetahui cela dan kesalahan masing-masing. Anak yang demikian ini akan selalu dihinggapi oleh rasa gelisah dan kekhawatiran. Kegelisahannya hari demi hari akan bertambah, dan hal itu berpengaruh buruk pada kehidupan sosialnya dan rumah tangganya di masa mendatang.

[1]Dr Fakhir Aqil, ‘Ilm Al-Nafs Al-Tarbawi : 111
[2]Q.S. Rum : 21
[3]Dr Spock, Masyakil Al-Abaa’ fi Tarbiyah Al-Abnaa’ : 44
[4]Harrani, Tuhaf Al-‘Uqul:188
[5]Shaduq, Man Laa Yahdhuruhu Al-Faqih 3: 281, hadist ke- 14
[6]Ibid
[7]Nuuri, Mustadrak Al-Wasail 2: 550
[8]Man Laa Yahdhuruhu Al-Faqih 3:278, hadis ke-1
[9]Thabarsi, Makarim Al-Akhlaq:201
[10]Ibid:200
[11]Ibid: 200
[12]Man Laa Yahdhuruhu Al-Faqih 3:278, hadis ke-6
[13]Kulaini, Al-Kafi 5:324 hadis ke-2
[14]Tuhaf Al-‘Uqul:239
[15]Q.S. An-Nisa’: 34
[16]Man Laa Yahdhuruhu Al-Faqih, 3:277 hadis ke-1
[17]Makarim Al-Akhlaq:215
[18]Ibid.
[19]Man Laa Yahdhuruhu Al-Faqih 3:279, hadis ke-2
[20]Makarim Al-Akhlaq:218
[21]Uqdah :72
[22]Ibid
[23]Ibid:81
[24]Dr. Zain Abbas Umarah, Adhwa’ Alaa Al-Nafs
Al-Basyariyyah: 302
[25]Ibid
[26]Masyakil Al-Aaba’ fi Tarbiyah Al-Abnaa’:45
[27]Makarim Al-Akhlaq:216-217
[28]Ibid:216

Selasa, 17 Februari 2009

Lembaga Pendidikan Azzahra

Lembaga pendidikan Azzahra adalah lembaga pendidikan untuk anak pra sekolah ( play group ) dan Taman Kanak-kanak.
Mendidik manusia seutuhnya, dengan mengembangkan segala potensi yang dimiliki siswa, baik kecerdasan maupun kepribadian yang luhur. Itulah fokus utama pendidikan LPI Azzahra yang terbukti membuahkan insan-insan berprestasi. Beberapa penghargaan dan kemenangan yang diberikan kepada LPI Azzahra, bukan hanya diraih oleh siswa, juga dipersembahkan oleh para guru yang tiada henti menambah ilmu dan metode peengajaran kreatif.

LPI Azzahra menerapkan konsep pendidikan yang meyakini bahwa setiap anak adalah pemenang dalam bidang tertentu.

Metode mendidiknya dipadukan antara teori dan praktek di lapangan sehingga memori anak terhadap materi yang diajarkan akan melekat secara kuat dan lebih mendalam.

Pola partnership antara orang tua dan guru/tenaga pendidik juga kuat guna menunjang keberhasilan pendidikan, dengan difasilitasi melalui buku penghubung dan informasi materi pelajaran setiap hari yang diberikan oleh pihak sekolah kepada orang tua murid, sehingga orang tua murid bisa memantau perkembangan pelajaran dan penyerapan materi dari putra-putrinya.

Menyenangkan sekali bisa sekolah di LPI Azzahra, karena dengan biaya yang murah bisa mendapatkan kualitas yang bagus, tidak kalah dengan lembaga pendidikan Islam lain yang berbiaya mahal, itulah komentar dari para orang tua / wali murid.

Alhamdulillah, rasanya kami ikut lega ketika mendengar hal ini, bahwa pendidikan Islam yang bagus memang tidak harus mahal, karena kalau harus mahal, betapa tidak adilnya orang-orang yang tidak mampu terpaksa harus mendapat sekolah yang kualitasnya kurang bagus.

Semoga masih banyak orang-orang yang mau memikirkan nasib generasi dengan banyak membantu orang lain dalam mencerdaskan bangsa dengan pengorbanan dan tidak hanya mencari untung belaka.